Jumat, 24 Juni 2016

Cerita Sedih, Izinkan Aku Menciumu Ibu.. CEWEK wajib BACA




Sewaktu masih kecil, aku sering merasa dijadikan pembantu olehnya. Ia selalu menyuruhku mengerjakan tugas-tugas seperti menyapu lantai dan mengepelnya setiap pagi dan sore. Setiap hari, aku ‘dipaksa’ membantunya memasak di pagi buta sebelum ayah dan adik-adikku bangun.

Bahkan sepulang sekolah, ia tak mengizinkanku bermain sebelum semua pekerjaan rumah dibereskan. Sehabis makan, aku pun harus mencucinya sendiri juga piring bekas masak dan makan yang lain. Tidak jarang aku merasa kesal dengan semua beban yang diberikannya hingga setiap kali mengerjakannya aku selalu bersungut-sungut.

Kini, setelah dewasa aku mengerti kenapa dulu engkau melakukan itu semua. Karena aku juga akan menjadi seorang istri dari suamiku, ibu dari anak-anakku yang tidak akan pernah lepas dari semua pekerjaan masa kecilku dulu. Terima kasih ibu, karena engkau aku menjadi istri yang baik dari suamiku dan ibu yang dibanggakan oleh anak-anakku.

Saat pertama kali aku masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak, ia yang mengantarku hingga masuk ke dalam kelas. Dengan sabar pula ia menunggu. Sesekali kulihat dari jendela kelas, ia masih duduk di seberang sana. Aku tak peduli dengan setumpuk pekerjaannya di rumah, dengan rasa kantuk yang menderanya, atau terik, atau hujan. Juga rasa jenuh dan bosannya menunggu. Yang penting aku senang ia menungguiku sampai bel berbunyi.

Kini, setelah aku besar, aku malah sering meninggalkannya, bermain bersama teman-teman, bepergian. Tak pernah aku menungguinya ketika ia sakit, ketika ia membutuhkan pertolonganku disaat tubuhnya melemah. Saat aku menjadi orang dewasa, aku meninggalkannya karena tuntutan rumah tangga.

Di usiaku yang menanjak remaja, aku sering merasa malu berjalan bersamanya. Pakaian dan dandanannya yang kuanggap kuno jelas tak serasi dengan penampilanku yang trendi. Bahkan seringkali aku sengaja mendahuluinya berjalan satu-dua meter didepannya agar orang tak menyangka aku sedang bersamanya.

Padahal menurut cerita orang, sejak aku kecil ibu memang tak pernah memikirkan penampilannya, ia tak pernah membeli pakaian baru, apalagi perhiasan. Ia sisihkan semua untuk membelikanku pakaian yang bagus-bagus agar aku terlihat cantik, ia pakaikan juga perhiasan di tubuhku dari sisa uang belanja bulanannya.

Padahal juga aku tahu, ia yang dengan penuh kesabaran, kelembutan dan kasih sayang mengajariku berjalan. Ia mengangkat tubuhku ketika aku terjatuh, membasuh luka di kaki dan mendekapku erat-erat saat aku menangis.

Selepas SMA, ketika aku mulai memasuki dunia baruku di perguruan tinggi. Aku semakin merasa jauh berbeda dengannya. Aku yang pintar, cerdas dan berwawasan seringkali menganggap ibu sebagai orang bodoh, tak berwawasan hingga tak mengerti apa-apa. Hingga kemudian komunikasi yang berlangsung antara aku dengannya hanya sebatas permintaan uang kuliah dan segala tuntutan keperluan kampus lainnya.

Usai wisuda sarjana, baru aku mengerti, ibu yang kuanggap bodoh, tak berwawasan dan tak mengerti apa-apa itu telah melahirkan anak cerdas yang mampu meraih gelar sarjananya. Meski Ibu bukan orang berpendidikan, tapi do’a di setiap sujudnya, pengorbanan dan cintanya jauh melebihi apa yang sudah kuraih. Tanpamu Ibu, aku tak akan pernah menjadi aku yang sekarang.

Pada hari pernikahanku, ia menggandengku menuju pelaminan. Ia tunjukkan bagaimana meneguhkan hati, memantapkan langkah menuju dunia baru itu. Sesaat kupandang senyumnya begitu menyejukkan, jauh lebih indah dari keindahan senyum suamiku. Usai akad nikah, ia langsung menciumku saat aku bersimpuh di kakinya. Saat itulah aku menyadari, ia juga yang pertama kali memberikan kecupan hangatnya ketika aku terlahir ke dunia ini.
Kini setelah aku sibuk dengan urusan rumah tanggaku, aku tak pernah lagi menjenguknya atau menanyai kabarnya. Aku sangat ingin menjadi istri yang shaleh dan taat kepada suamiku hingga tak jarang aku membunuh kerinduanku pada Ibu.

Sungguh, kini setelah aku mempunyai anak, aku baru tahu bahwa segala kiriman uangku setiap bulan untuknya tak lebih berarti dibanding kehadiranku untukmu. Aku akan datang dan menciummu Ibu, meski tak sehangat cinta dan kasihmu kepadaku.

Ya Allah ampunilah aku dan kedua Orangtuaku, dan sayangilah mereka sebagaimana meeka menyayangi aku sewaktu aku masih anak anak


Cerita Lucu Pakaian dalam malam pertama


Pada kali ini Saya akan Update Cerita Lucu nih gan Cekidot.


Cerita lucu 1 - Suami bodoh
Ada percakapan 3 orang suami:

Suami pertama : “Saya heran, istri saya kok tingkah nya aneh-aneh, masa dia bilang ingin beli DVD player, padahal TV aja kita gak punya…”

Suami kedua : “Istri saya lebih aneh lagi, Pak, maksa-maksa minta beli tabung gas, padahal kompor di rumah kami masih kompor minyak…”

Suami ketiga : “Wah, istri saya paling aneh banget, Pak, dia bilang mau tugas keluar kota, dia bawa 10 kondom pak, bayangin, Pak, 10 buah, dia ga mikir apa ya? Mau dipasang dimana itu kondom? dia kan wanita…”

Cerita lucu 2 - Pakaian dalam malam pertama

Seorang pria miskin akan menikah dengan gadis pujaan hatinya, namun dia pingin sekali memiliki celana dalam baru, karena kekuarangan uang, Si Ibu dengan kasih sayang menjahit sebuah celana dalam dari tepung terigu.

Sebagai pengantin baru, malam pertama yang ditunggu-tunggu kahirnya tiba. Dengan rasa penuh percaya diri si Pria langsung buka celana, namun istrinya langsung pingsan, karena melihat celana dalam si pria, karena di depanna tertulis "Netto 50 Kg", "Kwalitas terjamin 100%"

Cerita lucu 3 - Vina berbulan madu
Setelah berbulan madu keliling dunia. Vina ditanyai oleh Susi sahabat karibnya tentang keindahan bulan madunya.

“Bagaimana kesanmu berbulan madu keliling dunia? Mengesankan, bukan?”

“Apanya yang mengesankan! Justru menyedihkan!”

“Lho, kok menyedihkan?!”

“Suamiku hobby belanja. Jadi di setiap negara dia beli ini-itu, sampai hotel sudah capek langsung tidur. Aku malah tak sempat menikmati malam pertamaku!”

Cerita lucu 4 - Parno dan ibu Muda
Dalam sebuah angkot, ada seorang Ibu muda sedang menyusui anaknya, disampingnya duduk seorang anak muda sebut saja namanya Parno. Melihat si bayi tidak mau menyusui, Si Ibu berkata

" Jika kami gak ma, nanti saya kasih sama Om sebelah lho"

Mendengar itu Parno, hanya senyum senyum, Beberapa saat kemudian Si bayi melepas lagi "susunya" meliha itu, Si Ibu kembali berkata ;

" ihhh kamu nakal ya, sekali lagi kamu melepasnya, aku benar kasihhhh sama Om sebelah " dengan nada serius.

Mendengar itu, Parno melotot dan menelan ludah. hal itu terus berulang beberapa kali. Melihat itu si Parno gak sabaran dan berkata :

"Mbak, kapan nih ngasihnya sama saya, kayaknya dari tadi saya sudah nunggu tapi kok gak dikasihhh, rumah saya sudah jauh kelewatannn nihhh, kasih kepastian donkkk"

Cerita lucu 5 - Makan malam
Ada sepasang pengantin baru yang lagi mesra-mesranya. Suatu pagi sang suami hendak berangkat kekantornya.

Suami : Ma, aku pergi dulu!

Istri : Nggak sarapan dulu?

Suami : Nggak, aku belum lapar!

Lalu sang suami mencium bibir istrinya dengan mesra sambil berkata “ini makan pagiku!”, sang istri pun tersenyum. Karena ada sesuatu yang tertinggal, pada siang harinya sang suami balik kerumah dan bertemu istrinya lagi.

Istri : Ada apa mas koq balik kerumah?

Suami : Ada sesuatu yang tertinggal!

Istri : Nggak makan siang dulu?

Suami : Nggak, aku masih belum lapar!

Lalu dengan mesranya sang suami menghampiri istrinya dan menciumi “(.)(.)-nya” (breast) sambil berkata “ini makan siangku!” sang istri pun senang campur bahagia. Ketika sore hari menjelang malam sang suami pun pulang kerumah, dengan kagetnya ia melihat tingkah laku sang istri, lalu bertanya.

Suami : “Sedang apa kamu!?”, karena ia melihat istrinya sedang duduk diatas rice cooker yang hidup dan panas tanpa celana dalam. Dengan ungkapan yang senang sang istri menjawab.

Istri : Ngangetin makan malam, mas! ………..

Cerita lucu 6 - Paling Hebat
Dua anak kecil bertengkar mengenai ayah siapa yang lebih hebat.

Anaknya Irsan: “Papaku lebih hebat daripada papamu”

Anaknya Jimmy: “Kalo gitu, mamaku lebih hebat daripada mamamu”

Anaknya Irsan mengingat-ingat: “rasanya kamu benar, papaku selalu bilang begitu.”

TERIMAKASIH Gan sudah Membaca, Maaf ya Gan kalo tidak Lucu karena saya bukan Comica gan :D
Hehehe.

Kamis, 23 Juni 2016

Cerita Singkat Sebelum Jadi Entrepreneur Sukses



Pada tahun 2009 di sebuah kampung, ada seorang murid dan guru yang sangat akrab. Pagi itu, si murid bertanya pada gurunya, “Guru, bagaimana supaya kita menjadi kaya raya?”. Guru menjawab,”Coba kamu cari orang yang paling miskin di suatu kampung, nanti kita datangi.” Si murid pun meng-iya-kan perkataan Guru tanpa mengerti maksud lebih lanjut.

Beberapa hari kemudian, merekapun menuju ke perkampungan tersebut. Mereka menuju ke rumah orang yang paling miskin di kampung tersebut. Mereka pun ke rumah tersebut hanya untuk bersilaturahmi untuk istirahat dari perjalanan mereka karena hari sudah larut malam. Mereka tak menyangka, ada orang yang bisa hidup di rumah tersebut. Di lihat dari luar saja, rumah mereka sudah tidak layak pakai. Pintu yang berlubang, dinding yang miring, seng yang berlubang. Dan tak disangka pula, di dalam rumah tersebut di huni oleh 7 orang. Seorang bapak, ibu, dan 5 orang anaknya. Di dalam rumah tersebut, mereka tak mempunyai sesuatu yang istimewa. Tapi ketika si Guru ke belakang, Guru menemukan seekor sapi. Ternyata sapi itu adalah punya si pemilik rumah. Si empunya rumah berkata,”Sapi ini adalah satu satunya penghasilan kami, yang membuat kami dapat bertahan hidup. Kami rawat, kami beri makan, dan kami perah susunya untuk dijual memenuhi kebutuhan kami.” Si guru pun mendengarkan cerita dari si empunya rumah.

Keesokan paginya, ketika mereka pulang, si Murid dan Guru diam diam pergi ke belakang tanpa sepengetahuan si empunya rumah. Guru pun mendatangi sapi milik si empunya rumah. Dan tiba tiba, Guru mengeluarkan parang yang tajam bagai samurai dan menebas leher sapi tersebut. Si Murid pun kaget, dan berkata,”Apa maksud tindakan kejam guru?”. Guru pun hanya diam dan mereka melanjutkan pulang dengan penuh rahasia dan tanpa kata-kata.

Hari demi hari, bulan demi bulan, dan sampailah di waktu yang sama di tahun berikutnya. Si Murid sudah hampir melupakan kejadian tersebut. Tapi gurunya mengingatkannya untuk pergi ke kampung orang miskin yang dahulu pernah di temuinya. Ketika mereka sampai di tempat tujuan, mereka tidak melihat rumah yang dahulu pernah mereka kunjungi. Hanya saja mereka melihat rumah mewah berdiri tegar d isamping rumah yang dahulu pernah mereka kunjungi. Dan mereka pun mengunjungi rumah mewah tersebut untuk bertanya. Saat mengetuk pintu dan memberi salam, ada seorang bapak tua keluar dari rumah tersebut, serasa familiar wajahnya. Ternyata bapak itu adalah pemilik rumah yang kami bunuh sapinya.

Mereka pun berbincang bincang sampai bagaimana mereka mendapatkan rumah semewah itu. Pak tua itupun bercerita, “Dulu, saat kalian pulang, entah siapa, ada seseorang yang membunuh sapi saya. Saya sangat terpukul. Entah bagaimana saya hidup dan menghidupi keluarga saya. Namun percuma saja saya menyesal, karena tidak akan mengubah keadaan. Akhirnya, saya berinisiatif menanami kebun di belakang rumah. Kami makan dari situ, dan jika berlebih, akan kami jual untuk mendapatkan bibit lagi. Begitu seterusnya, uang kami bertambah semakin hari semakin banyak. Kami akhirnya bisa beli baju baru, dan sampailah menjadi rumah ini.

Si murid hanyut mendengarkan cerita tersebut, tapi guru hanya diam. Setelah sekian lama berbincang, mereka pun pamit mohon diri. Dalam perjalanan mereka berbincang. Guru, “Apa kematian sapi membawa mereka kepada kemiskinan atau kekayaan?”Jawab murid, “Kekayaan”. Balas guru lagi,”Bisa sapi tersebut tidak dibunuh, apakah mereka bisa kaya seperti ini?”. Jawab Murid, “ Mungkin tidak”. Akhirnya guru mengakhiri perbincangannya, “Kalau begitu BUNUH SAPI MU!, hanya dengan memBUNUH “SAPI MU”, kamu bisa kaya dan bahagia.

Demikian cerita singkat ini. Sekarang, kapan giliran anda membunuh “sapi” anda? Perlu anda ketahui, SAPI ini mewakili ketidaktegasan, kemalasan, kebodohan, kelambatan, waktu, kebal, kecurangan, keyakinan yang keliru, kebiasaan buruk, dan lain lain yang melekat pada diri anda!

Share My Story in the Room Hospital,cerita Fakta.






awal gw masuk rumah sakit pas 5hari atau ntah lupa berapa hari  pokoknya sblm puasa bulan ini, Ok Cukup Basa basi nya!... langsung masuk cerita aja.

           Gua di taro di ruang perawatan.. 1 ruangan 3 orang dipisah sama Tirai/hordeng.... ntah namanya apa , gua ditengah, Bapak" dikanan, dan anak sepantaran gua di sebelah kiri. Gua sih emang berani ya, kamar Mandi gelap lampunya rusak dan tengah malam gua selalu mundar mandir kekamar Mandi maklum harus banyak Minum kata Dokter dan efek banyak Minum itu yang buat gua ga tahan.
          beberapa hari Kemudian.. berapa ya Mmm. Anak yang dirawat sepantaran gua Trombosit nya udh 190Rebay nah dia udh boleh pulang, Dan kami sisa ber2 orang Sick.
          Langsung singkat aja NextDay, Waktu hari Jum'at dari siang bapak itu ngeluh kesakitan "perasaanku makin ga enak" kata Dokternya harus nya dia ditaro diruang 'ICU.
nah Tapi kata Dokternya ga ada tabung Oksigen nya kehabisan Tapi ada ruangan satu lagi.
          ™next time™ pas malam pukul 20:00 udh banyak dokter yang nangani penyakitnya dan bapak itu udh Lemas dan gua sempat dengar dia bilang "pengen Istirahat,pengen tidur" dibales kata Dokter "bapak... bapak dengar saya? Tarik nafas Pak, kalo bapak mau tidur nanti tidur selamanya mau?" Dan bapak itu ngomong ga jelas gitu suaranya.
Dokter banyak yang bergegas ke ruangan gua bawa peralatan segala macem. Dokter selalu bilang "tarik Nafas Pak" dokter terus berusaha Menangani si Bapak itu dan akhirnya gua liat pas itu jam 21, gua denger bapak itu udah Meninggal Inna lillahi, ntah kenapa suasana Agak Hening dan perasaan gua sangat ga enak pas di Jam" Dokter nangani bapak tersebut, apa itu karena datang nya Malaikat Izrail.
Lalu gua jadi berpikir takut kamar Mandi Gelap diruangan ini ada orang Meninggal dan gua cuma berdua ama Ortu, lalu ada perawat ngececk datang nyamperin gua ngececk dan myMom minta pindah Ruangan begitu Pun gua  dan kami pindah Ruangan deh  lumayan ruangan nya lebih baik dan kami Rame'an ada temen nya.
Tamatttttttt........


Banyak banget yang di Skip dari cerita Ini Maaf saya tidak Bisa mengasih tau nya.
Ini bukan ngarang this my story.
Ada cerita Fakta lagi Mungkin sampai ber-part" Love Story 3th  ah sudahlah gua no Flashback . Gua pgn bebas.
Thanks For Read All.

Rabu, 22 Juni 2016

Melawan Diri Sendiri


                                        

Kemenangan sejati bukanlah kemenangan atas orang lain. Namun, kemenangan atas diri sendiri. Berpacu di jalur keberhasilan diri adalah pertandingan untuk mengalahkan rasa ketakutan, keengganan, keangkuhan, dan semua beban yang menambat diri di tempat start.
Jerih payah untuk mengalahkan orang lain sama sekali tak berguna. Motivasi tak semestinya lahir dari rasa iri, dengki atau dendam. Keberhasilan sejati memberikan kebahagiaan yang sejati, yang tak mungkin diraih lewat niat yang ternoda.
Pelari yang berlari untuk mengalahkan pelari yang lain, akan tertinggal karena sibuk mengintip laju lawan-lawannya. Pelari yang berlari untuk memecahkan recordnya sendiri tak peduli apakah pelari lain akan menyusulnya atau tidak. Tak peduli dimana dan siapa lawan-lawannya. Ia mencurahkan seluruh perhatian demi perbaikan catatannya sendiri.
Ia bertading dengan dirinya sendiri, bukan melawan orang lain. Karenanya, ia tak perlu bermain curang. Keinginan untuk mengalahkan orang lain adalah awal dari kekalahan diri sendiri.

JANGANLAH MEMAKSA



Seorang kakek sedang berjalan-jalan sambil menggandeng cucunya di jalan pinggiran pedesaan. Mereka menemukan seekor kura-kura. Anak itu mengambilnya dan mengamat-amatinya. Kura-kura itu segera menarik kakinya dan kepalanya masuk di bawah tempurungnya. Si anak mencoba membukanya secara paksa.
“Cara demikian tidak pernah akan berhasil, nak!” kata kakek, “Saya akan mencoba mengajarimu.”
Mereka pulang. Sang Kakek meletakkan kura-kura di dekat perapian. Beberapa menit kemudian, kura-kura itu mengeluarkan kakinya dan kepalanya sedikit demi sedikit. Ia mulai merangkak bergerak mendekati si anak.
“Janganlah mencoba memaksa melakukan segala seuatu, nak!” nasihat kakek, “Berilah kehangatan dan keramahan, ia akan menanggapinya.”

Kisah Pemuda di London Mendapat Hidayah, Berawal dari Warung Kopi


                                  
Pada suatu hari, di majlisnya, Syaikh Utsman al-Khomis ditanya, “Apa saja yang bisa menjadi sebab datangnya hidayah dan istiqomah pada seseorang?”
Syaikh Utsman al-Khomis: “Sebab datangnya hidayah pada seseorang sangat banyak, bisa dari berbagai cara, dan subhanallah, Dia-lah Allah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus, dan setiap orang berbeda-beda dalam mendapatkan hidayah. Kemudian Syaikh menceritakan kisah tentang seorang pemuda Libya yang mendapat hidayah melalui buku saku tentang dzikir dari seorang pemuda Arab Saudi, berawal dari kedai kopi.

Dia adalah seorang pemuda Libya, dia menceritakan kisah bagaimana dirinya mendapatkan hidayah dari Allah.

Dia adalah seorang warga Libya yang pindah dan tinggal di London bersama ibu dan saudarinya, dan dia mengatakan saat itu di rumah kami tidak ada yang shalat, kecuali Ibu. Dia menuturkan: “Saya dan saudarinya tidak shalat, bahkan kami tidak mengerti shalat.

Dia melanjutkan ceritanya, pada suatu hari di kedai kopi aku berkenalan dengan seorang laki-laki dari Arab Saudi dan saat berpisah, dia memberikanku sebuah kitab saku tentang dzikir. Aku merasa pemberiannya ini tidak bermanfaat, saya tidak shalat, apalagi membaca dzikir. Tapi karena merasa malu kalau menolak pemberiannya, aku pun menerima pemberiannya dan meletakkanya di saku. Ketika aku pulang ke rumah, aku keluarkan buku dzikir tadi dari saku lalu kulempar ke bahwa lemari.

Beberapa hari kemudian, pada suatu malam, seperti biasa aku pulang ke rumah lalu menonton televisi, cari channel TV yang menarik, pindah-pindah channel tapi tidak ada yang menarik. Aku buka majalah-majalah juga tidak ada yang menarik, lalu browsing di Internet, juga tidak ada yang menarik. Lalu kututup pintu kamar dan tirai jendela dan bersiap untuk tidur. Aku membolak-balikkan badan di kasur namun belum bisa tidur.

Tiba-tiba aku teringat buku saku tentang dzikir yang diberikan orang Arab Saudi beberapa hari yang lalu, dan aku keluarkan buku dzikir itu dari kolong lemari dengan susah payah.

Aku pun membaca buku tersebut, isinya tentang dzikir dan faidahnya, barang siapa membaca ini, maka ganjarannya begini, barang siapa mengamalkan itu, maka ganjarannya begitu dst. Maka pada saat itu aku merasakan diriku berputus-asa dari rahmat Allah karena banyaknya dosa-dosa yang telah aku lakukan, tidak shalat, tidak ibadah, tidak begini dan begitu dan sudah aku pasrahkan kalau diriku ditakdirkan menjadi penghuni neraka.

Maka ketika aku baca buku tersebut, ternyata amat mudah ampunan Allah untuk diraih, sendainya bersungguh-sungguh untuk bertaubat, dan buku ini benar-benar berkesan, sampai-sampai tidak terasa sudah masuk waktu Subuh.

Saat itu ibuku sudah bersiap untuk shalat Subuh, lalu aku mendatangi ibuku dan mengatakan kepadanya: “Ibu, aku ingin shalat”. Ibuku berkata: “Kalau gitu mandi dulu.” Maka akupun mandi setelah itu melaksanakan shalat Subuh, dan (istiqomah) terus mendirikan shalat sampai sekarang.

Dan sekarang orang ini menjadi seorang da`i yang terkenal di London, mendakwahkan Islam di jalan-jalan, dan mengajak banyak orang kepada jalan Islam dan banyak yang menjadi pemeluk Islam melalui dakwahnya.

Pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini antara lain

Jangan remehkan hadiah sekecil apapun.
Jangan memvonis seseorang sudah tertutup darinya hidayah.
Biasakanlah memberi hadiah-hadiah yang bermanfaat kepada orang-orang untuk melembutkan hati mereka menerima dakwah.
Seseorang dengan profesinya masing-masing bisa memberikan hadiah. Seorang dosen bisa memberikan buku-buku bermanfaat kepada mahasiswanya karena nilai ujiannya yang baik atau lain sebagainya. Seorang pengusaha bisa memberikan hadiah kepada relasinya saat di awal jumpa. Seorang teman memberikan hadiah kepada temannya. Dll.
Mungkin akan datang suatu hari, Allah bukakan kebaikan bagi mereka yang diberi hadiah tersebut.
Berdakwah bisa dilakukan dimana saja, sampai berjumpa dengan seseorang di sebuah warung kopi pun adalah kesempatan untuk berdakwah.